About Me

Subscribe now!Feeds RSS

Latest posts

Other Things

Thursday, March 31, 2005

spare power, leverage, and the invisible hands

0 comments

teringat salah satu pembicaraan dengan salah seorang teman. fathir namanya. well, salah satu tema yang sering kami angkat ketika ngobrol adalah cerita tentang jalan hidup orang lain, terutama orang-orang yang ada di sekitar kami. sebelumnya, perlu saya informasikan bahwa fathir ini teman saya di kampus dan kami mengenyam pendidikan sma di institusi yang sama. walaupun sekarang kami beda jurusan. kembali ke obrolan kami. sore itu, di rumah insan (salah satu teman dekat kami yang lain) saya dan fathir terlibat dalam sebuah pembicaraan. awalnya cerita-cerita biasa, lalu menjurus pada seseorang. sebut saja nama orang yang kami bicarakan itu mr. Q.

mr.Q ini adalah senior kami di sma dulu, beda 4 tahunan lah dan kuliah di jurusan yang sama dengan saya. awalnya saya cerita ke fathir tentang keadaan mr. Q saat ini. saya cerita ke dia bahwa mr.Q sekarang bekerja di salah satu perusahaan BUMN. dari situ kami mulai mengidentifikasi rahasia sukses dia :). lalu fathir mulai me-rewind ke masa sma dulu. dia cerita tentang mr.Q yang yang sudah kuliah saat itu, tapi masih sempat maen ke sma buat ngasih petuah-petuah (kuliah umum) ke adik-adiknya. fathir cerita bagaimana mr.Q meminta izin ke guru-guru untuk bisa masuk ke kelas-kelas pada jam-jam tertentu untuk ngasih ceramah lalu bagaimana mr.Q membuat forum-forum diskusi kecil dengan anak-anak sma di sela-sela kesibukan dia sebagai mahasiswa.

setelah itu, giliran saya bicara. karena saya berada di satu jurusan yang sama dengan dia. saya cerita ke fathir sebaliknya. saya cerita ke dia bahwa mr.Q tidak terlalu menonjol di bidang akademis (lulusnya saja antara 5 - 5,5 tahun) trus mr.Q juga tidak terlalu menonjol dalam kehidupan organisasi di kampus. notabene kedua faktor inilah (katanya) parameter kesuksesan seseorang setelah lulus. fathir kembali menimpali. dia bilang memang seperti itu. tapi diluar kampus, dia terlibat sangat aktif dalam aktifitas sosial. menjadi founder sebuah yayasan salah satunya. setelah itu, fathir bilang ke saya, bahwa dia sudah pernah membicarakan tentang mr.Q dengan orang tuanya (bapaknya). ketika fathir bercerita ke ayahnya, sang ayah berkomentar "itulah yang disebut spare power...".

wow, saya baru pertama kali mendengar tentang bahasa itu, paling-paling yang tau cuman spare part :D. akhirnya fathir menjelaskan tentang spare power itu yang dia simpulkan dari pembicaraan dengan ayahnya. dia bilang, "ketika seseorang hidup tidak hanya untuk kenyamanan dirinya sendiri, tapi dia juga memikirkan kebahagian orang lain (lingkungannya) dalam artian membangun lingkungan di sekitarnya, maka ketika dia membutuhkan sesuatu, maka seluruh alam semesta seolah-olah akan mendukungnya!".

well, sekarang tanggapanku. memang saya pernah denger tentang teori itu. pertama, ketika kita menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka seolah-olah seluruh alam semesta akan mendukung kita. kedua, untuk mendapatkan sesuatu dari dunia ini, maka kita harus memasukan/menanam terlebih dahulu dan jumlah yang kita dapatkan akan jauh lebih banyak dari yang kita tanam. dengan kata lain persis dengan motto-nya tung desem waringi (motivator itu lho..) semakin banyak memberi, semakin banyak menerima. pada dasarnya saya setuju dengan pengertian spare power tersebut. tapi saya melihatnya lebih dari itu. spare power tidak hanya didapatkan dari hal-hal yang bersifat belief saja. menurutku lebih dari itu.

maka masuklah saya ke dimensi leverage dari seorang manusia. ada satu proses yang tak terlihat oleh teman saya fathir itu dari kegiatan-kegiatan mr.Q. selama mr.Q melakukan kegiatan/aktifitas sosial di luar dengan berbagai masalah yang saya yakin sering menghampirinya, yang dia bangun bukan hanya kekayaan ruh spiritual saja. lebih dari itu. mr.Q membangun kesadaran sekaligus kematangan mentalnya. berbagai maslah dan tantangan yang mr.Q alami adalah faktor utama pendewasaan dirinya. dan bentuk akhir dari pendewasaan itu adalah membuat mr.Q mampu dengan mudah menghadapi persoalan/permasalahan yang lebih kecil yang datang padanya di kemudian hari. begitulah pandangn saya. walaupun saya sangat setuju bahwa disitu memang ada peran yang oleh adam smith disebut sebagai the invisible hands.

ya, dari situlah spare power bisa muncul dalam diri seseorang. saya pun selalu berusaha untuk membangunnya dan berharap itu ada pada diri saya.

Comments
0 comments
Do you have any suggestions? Add your comment. Please don't spam!
Subscribe to my feed

Post a Comment