Jangan pernah underestimate orang lain. Apalagi kalo itu hanya dari penampilan dan pertemuan di awal. Kejadian ini menimpa saya minggu-minggu lalu. Alkisah ada orang India, spesialis di satu bidang tertentu. Dia yang seharusnya menjadi counter part saya dalam sebuah trial program. karena sedang repot oleh hal lainnya, saya mengesampingkan kerjaan itu dulu, dan mendelegasikan ke orang lain untuk melakukan pengamatan data. Namun orang India ini selalu saja datang ke meja dan mengajak diskusi sambil memperlihatkan data-data dan perhitungannya. Karena lagi repot, saya hanya mendengarkan seadanya dan menyimpan data-datanya untuk dilihat lain kali.
Sampai suatu saat, karena dia selalu gigih menghampiri, saya pun menyerah dan akhirnya agak serius mendengarkan untuk pertama kalinya. setelah mendengarkan beberapa saat, ternyata metodenya memberikan saya perspektif yang berbeda. Lalu dia memperlihatkan foto-foto kerjaannya di negera-negara lain. Ada Iran, Inggris, Thailand, Malaysia, Abu Dhabi, dsb. Tercengang dengan pengalamannya, saya pun merubah niat. Besok, pengalamannya harus bisa diserap semaksimal mungkin.
Esoknya, saya tunggu sampai sore, dia tidak datang. sampai satu sms datang mengabarkan bahwa dia harus segera pulang. orang tuanya meninggal. Wah, kesempatan itu hilang sudah..
Subscribe to my feed